Ada Praktek Korupsi Di Barcelona – Konflik internal kembali terjadi di tubuh Barcelona. Untuk kali ini pemegang skenario adalah mantan wakil presiden klub raksasa Spanyol tersebut, yakni Emili Rousaud.
Rosaud ternyata merupakan salah satu dari enam anggota manajemen Barcelona yang menyatakan mundur pada hari Jumat (10/4/2020) kemarin. Selain Rosaud, ada juga rekan-rekannya, Enrique Tombas, Silvio Elias, Maria Teixidor, Josep Pont, dan Jordi Clasamiglia.
Keenamnya angkat kaki dari Barcelona karena menduga ada sesuatu yang tidak beres dalam manajemen Barcelona. Rousaud sempat menyatakan bahwa ada ‘oknum’ yang telah menggunakan uang klub untuk kepentingan pribadinya sendiri.
Rousaud sendiri tidak menyebutkan secara spesifik soal siapa oknum yang dimaksud tersebut. Ia yakin bahwa orang tersebut bukanlah orang dalam menejemen, melainkan oknum di luar manajemen klub La Liga Spanyol tersebut. Namun, Bartomeulah yang membuat orang tersebut bisa mendapatkan uang dari kas Barcelona.
Pernyataan Rousaud
Rosaud juga menyatakan ia hanya berspekulasi dan dia tidak tahu jelas siapa oknum tersebut. Ketika klub membayar jutaan euro untuk sesuatu yang sebenarnya bisa didapat dengan nilai 100 ribu euro, maka itu tentu memberikan keuntungan kepada orang lain di dalam ataupun di luar klub.
Ia sendiri memenag tidak yakin apakah orang tersebut berasal dari dalam manajemen atau tidak. Namun yang pasti adalah orang tersebut telah mendapatkan keuntungan secara ilegal.
Ada yang Tidak Beres
Satu hal yang paling disoroti oleh Rosaud adalah kinerja tim media sosial yang dinilainya tidak maksimal. Mereka bisa dibilang bekerja tanpa arah dan tujuan yang jelas. Ia sendiri tidak bisa percaya kalau media sosial itu sebenarnya digunakan untuk merusak reputasi seseorang.
Seperti yang diketahui, pada beberapa waktu lalu, Barcelona sempat dituding memanfaatkan jasa agensi media sosial untuk menyerang pemainnya sendiri. Salah satunya pemain tersebut adalah sang bintang, Lionel Messi.
Tawaran dari presiden untuk mundur datang bertepatan pada saat laporan akan ditangguhkan. Hal itu cukup mencurigakan. Presiden jelas tahu apa yang ia atur didalam audit dan itulah salah satu faktor yang memicu kekhawatiran.