Efek Virus Corona Terhadap Sepak Bola Eropa

Efek Virus Corona Terhadap Sepak Bola Eropa – Pandemi virus corona atau disebut juga COVID-19 yang melanda dunia belum usai bahkan cenderung memburuk. Dampak wabah tersebut sudah banyak mempengaruhi berbagai sektor, termasuk diantaranya sepak bola, khususnya di wilayah Eropa yang sangat terpukul terutama dari segi finansial klub.

Pihak yang mempunyai otoritas sepak bola tertinggi dunia yaitu FIFA dan juga UEFA sebagai induk sepak bola Eropa juga terus berupaya menemukan solusi terbaik untuk mengatasi situasi ini.

Beberapa keputusan telah diambil, salah satunya adalah menunda jalannya seluruh kompetisi sepak bola di wilayah Eropa, diantaranya Liga Inggris, La Liga Spanyol, Liga Serie A Italia dan masih banyak lagi. Piala Eropa 2020 yang sudah di depan mata pun terpaksa harus diundur hingga tahun 2021 mendatang.

Klub-klub sepak bola di berbagai belahan dunia cukup banyak mernerima dampak pandemi virus corona tersebut. Finansial klub otomatis terganggu. Dan sayangnya, tak ada satu pun pihak yang bisa memastikan kapan situasi ini bisa segera berakhir.

Berikut ini beberapa dampak pandemi virus corona terhadap sepak bola Eropa :

1. Liga Tertunda

Nasib kompetisi Liga yang belum selesai ini memang cukup memusingkan. Ada tiga opsi terbaik yang bisa dilakukan yaitu Pertama, liga akan kembali dilanjutkan langsung ketika keadaa sudah memungkinkan. Yang kedua, Liga akan dimainkan secara tertutup. Terakhir, kompetisi dianggap selesai dan tak pernah ada kompetisi musim 2019-2020.

2. Pendapatan Menurun 

Berhentinya roda kompetisi otomatis membuat klub sama sekali tidak menerima pemasukan dari hak siar atau broadcasting royalty. Sementara, gaji pemain dan para staf tetap berjalan secara normal. Jika masalah ini tidak segera teratasi, maka banyak klub sepak bola terancam bangkrut. UEFA harus bersikap bijaksana dengan melonggarkan regulasi Financial Fair Play.

3. Pemotongan Gaji Pemain

Bila merujuk pada penyelesaian permasalahan untuk poin kedua, maka pemain punya peran yang signifikan mengingat pengeluaran terbesar klub sejatinya datang dari sektor gaji pemain. Klub umumnya bisa mengajukan permintaan kepada pemainnya dengan melakukan opsi pemotongan gaji. Salah satu klub yang telah menerapkannya adalah klub Bundesliga, Borussia Monchengladbach dan para pemain sepakat memotong gajinya agar finansial klub tetap stabil.

4. Status Kontrak Pemain

Kontrak dan status peminjaman pemain umumnya akan habis pada 30 Juni nanti. Sementara dengan adanya penundaan kompetisi, besar kemungkinan musim baru akan selesai pada bulan Juli mendatang. Ini jelas akan membuat pusing klub, agen, dan juga pihak pemerintah mengenai izin kerja karena diharuskan ada penyesuaian.

5. Bursa Transfer

Krisis keuangan yang menimpa klub-klub di Eropa tentu akan mempengaruhi bursa transfer. Dengan adanya krisis ini, maka jual beli pemain diprediksi akan lebih minim. Jika pun ada, bisa dipastikan nilai jual tak akan besar karena nyaris semua klub mengalami defisit keuangan.

6. Krisis Keuangan

Banyak klub yang sudah menyepakati perjanjian kontrak dengan klub lain. Didalamnya tentu ada kewajiban untuk membayarkan sejumlah uang, seperti bonus, pembelian pemain, dan masih banyak lagi. Dengan kolapsnya finansial klub, maka jeratan hutang mungkin akan membengkak.

Apabila situasi tak segera membaik dalam waktu dekat, sementara finansial klub semakin jeblok, maka perputaran uang di klub akan semakin tidak jelas.

Akibatnya di tahun 2021 mendatang, bisa jadi banyak klub sepak bola yang harus susah payah memperbaiki roda ekonomi. Sementara pengluaran seperti pajak dan kewajiban finansial lainnya akan tetap berjalan seperti biasanya, maka klub bisa saja bangkrut tahun depan.