Penyebab Utama Kegagalan Juventus di Liga Champions – Juventus tersingkir dari ajang Liga Champions musim ini setelah menghadapi tim Kuda Hitam seperti Ajax Amsterdarm dan Lyon.
Pada era kepelatihan Massimiliano Alegri, Juventus mencapai final sebanyak dua kali, namun mereka selalu gagal menjadi juara trofi besar tersebut. Padahal gelar juara seakan telah nampak di pelupuk mata.
Tak ingin gagal kembali, maka Juventus pun kemudian mendatangkan Cristiano Ronaldo yang saat itu baru saja memenangkan ajang Liga Champions bersama Real Madrid. Hal tersebut tak lain adalah demi untuk meningkatkan peluang Si Nyonya Tua menjadi juara.
Juventus mengeluarkan segelontoran dana untuk melaksanakan misinya tersebut. Pihak klub mengeluarkan dana sebesar 100 juta euro hanya untuk mendatangkan satu orang pemain saja. Terhitung pada musim tersebut, Bianconeri harus mengeluarkan total biaya sebesar 259,7 euro.
Juventus Kembali Gagal
Dengan biaya sebesar itu, maka Juventus seharusnya bisa tampil gemilang di ajang Liga Champions. Namun yang terjadi justru malah sebaliknya, Bianconeri tersingkir saat menghadapi Ajax Amsterdam, pada babak perempat final.
Juventus kemudian merekrut pemain Ajax Amsterdam, Matthijs De Ligt, yang menjadi bintang dalam pertandingan tersebut pada awal musim 2019/20. Pihak klub melihat bahwa bek asal belanda tersebut punya potensi yang besar dan bisa membantu Juventus untuk mencapai impiannya.
Juventus harus mengeluarkan dana sebesar 85 juta euro untuk mendatangkan De Ligt. Total dana yang telah dikeluarkan pada awal musim ini adalah sebesar 223,5 juta euro. Namun hasilnya, Juventus justru mengalami penurunan, yaitu tersingkir di babak 16 besar.
Juventus tersingkir saat menghadapi klub asal Prancis, Olympique Lyon. Nyonya tua gagal ditangan tim asuhan Rudi Garcia yang hanya mampu finis di posisi ke-7 klasemen akhir Ligue 1 musim ini.
Kesalahan Pelatih atau Manajemen
Kegagalan tersebut kemudian membuat publik mencari tahu siapa yang pantas disalahkan atas kegagalan tersebut. Mereka kemudian melihat sosok yang terdekat yaitu sang pelatih, Maurizio Sarri.
Namun Carlo Garganese, yang merupakan dalah satu jurnalis ternama tidak setuju dengan asumsi publik. Ia merasa bahwa pihak manajemen, yaitu Andrea Agnelli dan Fabio Paratici, lebih pantas untuk memikul tanggung jawab atas kegagalan ini dibandingkan dengan Sarri.
Menurutnya, kegagalan Juventus ini bukanlah kejutan. Kebijakan transfer dan pembangunan tim Juventus dalam tiga musim panas terakhir ini menjadi penyebab utama.